Rapat Tahunan Komisariat (RTK) di PMII Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Perguruan Tinggi Umum (Komfuspertum) Cabang Ciputat telah coming soon. Agenda yang selalu menjadi momen besar bagi kader. Secara formal, RTK adalah forum tertinggi di tingkat komisariat: ajang evaluasi, perumusan arah organisasi, dan pemilihan ketua umum baru.
Ia membawa harapan akan lahirnya kepemimpinan yang segar, visi yang lebih maju, dan semangat kaderisasi yang sehat. Namun, di balik harapan itu, selalu ada bayang-bayang gelap. RTK PMII Komfuspertum dikenal bukan hanya karena intensitas perdebatan dan tingginya antusiasme kader, tapi juga karena intrik politik yang mengiringinya.
Penculikan peserta, kericuhan persidangan, blok-blokan suara, dan manuver-manuver tersembunyi bukanlah cerita asing. Setiap tahun, kisahnya nyaris berulang—seolah sudah menjadi bagian dari tradisi. Inilah paradoks RTK. Ia adalah ruang belajar berdemokrasi, tapi juga menjadi panggung bagi praktik-praktik politik yang kerap kita kritik di level nasional.
Di satu sisi, kader datang dengan idealisme, ingin membawa perubahan, menegakkan nilai ukhuwah, dan menghidupkan tradisi intelektual. Di sisi lain, mereka terjebak dalam dinamika perebutan kekuasaan yang memaksa mereka memainkan taktik licik jika ingin menang.
Kericuhan dalam persidangan sering menjadi simbol ketegangan itu. Perdebatan yang seharusnya fokus pada gagasan justru bergeser menjadi ajang adu strategi demi menjatuhkan lawan. Pemilihan ketua umum yang diharapkan menjadi pesta demokrasi malah berubah menjadi ajang kalkulasi suara, negosiasi di luar forum, dan terkadang tekanan yang merusak esensi kaderisasi.
Fenomena ini memunculkan pertanyaan penting: ke mana arah kaderisasi kita? Jika budaya intrik terus dibiarkan, masa depan organisasi bukan hanya terancam stagnan, tapi bisa terperangkap dalam siklus perebutan kursi tanpa visi. Kader yang terampil memainkan taktik mungkin akan lahir, tapi mereka akan miskin integritas dan kepemimpinan moral.
Meski begitu, harapan tidak pernah benar-benar padam. RTK juga selalu menjadi tempat lahirnya kader-kader yang tulus bekerja, yang tetap memegang prinsip di tengah pusaran manuver politik. Mereka inilah yang menjaga api idealisme agar tidak padam, sekaligus menjadi pengingat bahwa perubahan selalu mungkin, meski jalannya sulit.
RTK PMII Komfuspertum adalah cermin masa depan organisasi. Jika kita mampu menata budaya politik internalnya menjadi sehat, ia akan menjadi ladang subur bagi lahirnya pemimpin yang berkualitas. Tapi jika intrik dan praktik buruk terus diwariskan, ia hanya akan menjadi perayaan tahunan yang setiap kali dimulai dengan harapan, tapi selalu diakhiri dengan kekecewaan.
Sahabat Muhamad Farhan Subhi
Kader PMII Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Perguruan Tinggi Umum Cabang Ciputat
Editor : Sahabati Lia Lutfiani
0 Komentar