Di dapur, Ibukku memasak kangkung dan tahu
Diracik dengan bumbu, harum penuh cinta dan rindu
Jika engkau bertanya, apa alasanku mencintaimu
Aku khawatir pertanyaan itu mengganggu ekspetasimu
Kurancang akalku, merasionalkan sesuatu
Dari cinta murni, dari diri.
Jawaban tak terberi karena aku juga akan bersumpah tak tahu menahu
Bumbu dapur garam dan merica
Diraciknya oleh ibu penuh cinta
Mengapa pula aku tergiur masakan luar
Padahal ibu memasak menghilangkan dahaga dan lapar
Racikan masakan ibu, mungkin sama dengan warung cepat saji
Perbedaannya dari rutinitas penuh kasih
Dari sanubariku, cinta tak pernah rasional
Kecantikan orang luar hanya kebutuhan parsial
Perenial nan kekal, datang dari kasih yang tak berbayar!
Kembalilah buk, menjadi pribadi cantik yang abadi. Laut dan riuh angin dibawah pohon membawa tenang dan sejuk.
Cinta tak butuh rasional, bagiku pribadimu yang agung sudah cukup mengenyangkan perut bathinku.
Jika kamu bertanya kembali, mengenai mengapa
Maka aku jawab, alasan Tuhan mencipta manusia
Itulah cinta, yang datang tanpa aba-aba
Tiba-tiba, penuh keajaiban nan mengagumkan
- Sahabat Iesa Mulki
Kader PMII Rayon Al-Harokah Komisariat Kebayoran Lama Cabang Jakarta Selatan
Editor: Sahabati Fitri Yanti
0 Komentar