Menjadi Orang Baik Itu Menyebalkan

Maaf, kalau saya boleh jujur, orang baik itu kadang menyebalkan. Bukan karena mereka itu berbuat baik, tentu saja tidak. Tetapi karena mereka terlalu sibuk ingin terlihat baik. 

Mungkin kita pernah bertemu dengan tipe orang yang seperti ini. Mereka yang selalu tersenyum, sopan, selalu penuh kutipan bijak di caption instagramnya, tetapi mendadak hilang saat ada yang butuh pembelaan. Mereka yang cepat mengutuk kejahatan di Palestina, tetapi bungkam waktu tetangganya diusir karena beda agama. Mereka yang berseru “stop kekerasan!”, tetapi senang menyindir orang dengan kalimat pasif-agresif berkedok motivasi. 

Saya curiga bahwa sebagian dari kita lebih takut terlihat jahat daripada benar-benar menjadi jahat. Maka dibuatlah topeng “kebaikan” yang sopan, rapi, dan netral. Netral pada ketidakadilan; netral pada kekuasaan yang bengkok; netral pada penindasan. Tetapi reaktif sekali kalau ada orang marah dan mengumpat. “Kok kasar sih? Mana akhlaknya?” celetuknya. Padahal akhlaknya sendiri hanya berfungsi untuk menertibkan yang protes, bukan memperbaiki yang merusak. 

Orang baik ini bukan jahat, tetapi sering kali mereka itu terlalu sibuk menjaga citranya sehingga lupa bahwa kebaikan itu tidak selalu sedap dipandang. Terkadang harus marah; terkadang harus menolak; terkadang harus berdiri sendiri saat mayoritas memilih diam. Hal seperti itu tidak lah selalu fotogenik. 

Saya tidak bilang kita harus jadi pembenci, bukan. Tapi mari kita jujur, dunia ini tidak lah  kekurangan orang baik. Dunia ini kekurangan orang benar. Orang yang berani menyebalkan demi mengatakan yang seharusnya. Bukan demi viral, tetapi demi nurani. 

Terkadang saya pikir, jujur lebih baik jadi orang biasa yang bingung dan ragu-ragu, daripada jadi orang baik yang percaya dirinya utusan moralitas. Karena kebaikan yang terlalu yakin pada dirinya sendiri, sering berubah jadi kekuasaan kecil yang lebih rajin menilai hidup orang lain daripada menghidupi hidup sendiri. 

Jadi, kalau kamu merasa bukan orang baik, tapi kamu tetap mencoba adil, mencoba peduli, dan kadang marah saat lihat ketidakberesan, tenang! Mungkin kamu bukan orang baik, tetapi kamu sedang belajar jadi manusia. Dan itu jauh lebih penting. 

Sahabat Yusril Ardhana

Kader PMII Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Perguruan Tinggi Umum Cabang Ciputat 

Editor: Sahabati Fitri Yanti


Posting Komentar

0 Komentar